Cerita Ngentot CINTAKU UNTUK SANDY – 2
mencari tempat kuliah. Aku ingin menunjukkan pada Sandy bahwa aku mencintai dia. Pada suatu saat aku bertemu dia sepulang sekolah di jalan. Dia naik sepeda sedang aku naik motor. Aku ajak dia ke rumahku dan dia mau. Sesampainya dia di rumahku, dia masuk kamar tidurku. Di kamar tidurku ada foto seorang cowok yaitu koko angkatku. Sandy melihat ke arah foto itu, aku bilang dia temanku. Sandy mulai membuka lemari pakaianku, dan dia mulai ingin dipeluk olehku. Dan dia mulai memegang “ituku”. Buru buru aku mengunci pintu. Dan Sandy melepas baju sekolahnya, karena di dalamnya dia memakai kaos olahraga. Dia membuka celananya sampai batang penisnya terlihat keluar dan dia menyuruhku memainkan batang penisnya. Batang penisnya yang kurus dan panjang terlihat keluar, dan ukuran penisnya ternyata melampaui ukuran pria pada umumnya.
“Ton, ayo mainin”, itulah yang dikatakannya.
“Ah.. Arkh.. Arkh.. Enak..”, erangnya.
Sampai akhirnya batang penisnya mengeluarkan air sperma, sedang aku sendiri tidak mengeluarkan sperma. Spermanya mengotori tanganku, tapi aku tidak merasa jijik sama sekali, karena aku mencintai dia. Aku belum pernah melakukan oral seks bersama dia. Itulah aktifitas seksual yang pernah aku lakukan dengan Sandy.
“Siapa yang membuat kamu jadi begini?”, kataku.
“Kamu yang membuatku begini, Ton” katanya.
Setelah spermanya keluar, buru-buru dia menutup celananya dan dia langsung pulang.
Setelah kejadian itu dia nggak pernah mau bicara sepatah katapun denganku. Dan dia tidak pernah mau lagi membalas surat-surat yang aku tujukan kepadanya lewat pembantunya. Sudah 5 tahun berlalu dia nggak pernah mau bicara kepadaku. Dia meninggalkan aku begitu saja. Aku tidak tahu kenapa dia tidak mau menjelaskan kepadaku alasan dia meninggalkanku. Dia tidak meninggalkan alasan untukku sampai dengan detik ini.
Dari tahun 1999 sampai sekarang hidupku hancur karena cintaku yang besar kepadanya. Aku mencoba untuk berpacaran dengan orang lain, tapi aku tidak bisa mencintai mereka. Malah kadang aku banyak menyakiti orang yang kupacari setelah itu. Dan sudah banyak orang sakit hati denganku karena aku tidak akan bisa memberikan hatiku untuk orang lain.
Meskipun orang lain bisa menggandeng tanganku, memelukku, ML denganku, tetapi hatiku hanya untuk Sandy sampai detik ini. Hatiku sudah beku untuk mencintai orang lain, karena hatiku hanya akan kuberikan untuk Sandyku seorang. Sampai aku putus kuliah di Bandung, Yogyakarta, Salatiga, karena aku tidak bisa hidup tanpa orang yang kucintai. Sandyku adalah segala-galanya bagiku. Hampir tiap hari sampai detik ini aku selalu menangis bila mengingat dia. Dan ada yang hilang dalam diriku sejak dia meninggalkanku begitu saja.
Senyuman itulah yang hilang pada diriku sekarang, aku sudah tidak bisa mempunyai senyum seperti dulu lagi.
Di tahun 1999 Sandy masuk ke sebuah SMA swasta di kota Solo. Kadang aku menyempatkan pulang ke kota kelahiranku dan aku pun mencoba pergi ke sekolahnya pada jam-jam dia pulang sekolah. Dia tetap pada pendiriannya tidak mau menemuiku lagi, malah terkadang dia melihat ke arahku dengan perasaan cuek dan benci. Aku tidak pernah membenci dia dan meskipun dia memperlakukanku seperti itu tetapi cintaku padanya tidak akan pernah luntur. Aku masih berusaha tetap sabar untuk mengirimi dia surat hari demi hari tetapi hasilnya tetap nihil, dia tetap menolak untuk membalas surat-suratku.
Sampai akhirnya pada tahun 2001 ketika Sandy menginjakkan kaki di kelas 2 SMA, aku mencoba mencintai orang lain dan ternyata tidak berhasil. Orang kedua yang berusaha kucintai bernama Stephen, dia adik kelas Sandy 1 tahun sejak Sandy masih di SMP dan di SMA. Setelah aku berpacaran dengan Stephen hampir 2 bulan, aku harus putus dengan dia karena Papanya juga mulai mencium gelagat itu dan demi masa depan dia akhirnya aku harus putus dengannya.
Pertama kali aku merasakan hubungan seksual dengan seseorang itulah aku rasakan bersama Stephen. Dia sering menginap di kostku yang berada di Yogyakarta. Kami sering tidur bersama, mandi bersama, makan dalam satu piring. Aku ingin menceritakan beberapa pengalaman seksualku dengan Stephen.
Ketika aku tidur bersama satu tempat tidur dengannya, aku pun menelanjangi dia, dan begitupun sebaliknya. Dan kami berdua pun saling mengoral batang kemaluan kami masing-masing. Batang kemaluannya berukuran kecil dengan bulu-bulu lebat di sekitarnya. Aku pun menyukai bentuk kontol dia yang agak melengkung ke bawah. Dia pernah mengatakan dia sering menurunkan kontolnya ketika dia memakai celana dalam. Meskipun batang kontolnya kecil, tetapi batang kepalanya sangat sensitif karena dia belum disunat. Kamipun mengocok batang kemaluan kami masing-masing, dan kami berusaha untuk mengeluarkan cairan sperma kami secara bersamaan..
“Arkh.. Ah.. Ah.. Ephen, Koko mau keluar”, ujarku.
“Sama Ko, aku juga mau keluar” tambahnya.
“Keluarin aja di perut Koko, Ephen” jawabku.
“Arkh.. Ah.. Ah..” erang Stephen.
Akhirnya spermanya muncrat di perut dan juga muncrat ke kepalaku. Arah keluar spermanya sangat panjang dan itulah yang aku sukai dari dirinya.
“Ephen, koko juga mau keluar nich” ujarku.
“Arkh.. Ah.. Ah..” erangku akhirnya.
Akhirnya spermaku tumpah ruah di batang kemaluannya. Akupun mencium Stephen dengan perasaan cinta dan sayang seperti yang pernah aku berikan kepada Sandy.
Dan sering aku melakukan onani bersamanya di kamar mandi. Kami sering mandi bersama, berbagi waktu bersama seperti sepasang kekasih. Tetapi satu hal yang harus aku akui adalah bahwa cinta itu tidak sebesar cintaku kepada Sandy. Bahkan aku sempat merasa bersalah, karena ketika aku menjemput Stephen di sekolahnya, Sandy sering melihatku berboncengan motor bersama Stephen. Kalau Sandy membaca tulisanku ini, aku ingin meminta maaf atas kejadian itu.
Setelah aku putus dengan Stephen, sampai detik ini hanya Sandylah yang ada di hatiku sampai kapanpun. Bahkan ketika aku masih berpacaran dengan Stephen pun, aku sering menyinggung dan bercerita tentang Sandy kepada Stephen, sampai-sampai seringkali Stephen cemburu dengan Sandy dikarenakan hal itu.
*****
Haruskah kuakhiri
Segala yang telah kujalani
Anganku dan cintaku
Telah terkubur dan membeku
Oh Tuhan takdirkah ini
Bilakah harus kujalani
Anganku dan cintaku
Telah terkubur dan membeku
Indah mahligai yang pernah terbayang
Namun derai tangis tak dapat hindarkan
Langkahkan kaki walau terhimpit sesak
Mampukah diri ini berdiri
Penggalan dari lagu “Bias Asa” oleh Paramitha Rusady.
Sudah 5 tahun aku mengalami siksaan batin akibat kehilangan orang yang kusayangi sebagai anak, adik, kekasih, dan temanku. Aku berharap bisa berada di sisinya berbagi suka duka selamanya dengannya. Aku berharap bisa menjadi suami, ayah, kakak, dan teman yang baik bagi dia. Aku berharap Sandy mau membaca tulisanku ini, yang kutulis dari lubuk hatiku yang paling dalam. Bahkan sering aku menyempatkan diri mampir ke kampus Sandy hanya agar bisa melihat wajah Sandy. Aku selalu memantau keadaan dia dari seorang teman yang mengenalnya.
Aku takut dia disakiti orang dan aku masih mengkhawatirkannya sampai sekarang. Dia sekarang berusia 20 tahun, kuliah di sebuah Universitas di Jakarta. Bahkan beberapa bulan yang lalu aku mendengar dia terkena gejala demam berdarah hingga aku menangis seharian. Apa boleh buat, aku tidak bisa berada di sisinya untuk merawatnya, aku hanya bisa menangisi nasibku ini. Mungkin dia sudah tidak mempedulikanku dan bahkan membenciku, tetapi aku masih mencintainya.
Koko masih mencintai Sandy meskipun Sandy sudah membenci koko. Bahkan cinta itu akan Koko bawa sampai mati.
Aku hanya bisa menangisi nasibku yang buruk ini, dan berharap jika Tuhan mengijinkan, aku ingin bisa bersama dengan Sandy meskipun hanya sebentar sebelum ajal menantiku.
Aku merasa kesehatanku sudah mulai menurun dan aku merasa bahwa hidupku sudah tidak akan lama lagi. Tetapi aku bersyukur bahwa aku bisa sempat mengenal Sandy meskipun aku tidak bisa bersamanya. Dia tetap belahan hatiku selamanya. Aku pernah mengirimkan message kepada dia via Friendster, tetapi dia tidak mau membalas dan bahkan meng”ignore”nya.
Karena beban perasaan ini, sampai-sampai teman-temanku mengatakan bahwa wajahku terlihat lebih tua daripada umurku yang sesungguhnya. Aku sering terbatuk-batuk di malam hari dan kurang tidur. Aku sudah tidak kuat lagi untuk menahan siksaan batin seberat ini. Bagiku itu sudah terlalu berat untuk hidup tanpa Sandy di sisiku.
Jika Sandy membaca tulisanku ini, Koko mohon maaf jika Sandy marah sama Koko. Koko hanya ingin tahu alasan kenapa Sandy meninggalkan Koko begitu saja. Dan Koko juga selalu berdoa untuk Sandy supaya Sandy bisa sukses dan menjadi manusia yang berguna bagi orang lain. Kalau Sandy membenci Koko, Koko menerima itu semua.
*****
Kau satu terkasih
Kulihat di sinar matamu
Tersimpan kekayaan batinmu
Di dalam senyummu
Kudengar bahasa kalbumu
Mengalun bening menggetarkan
Kini dirimu yang selalu
Bertahta di benakku
Dan aku kan mengiringi
Bersama di setiap langkahmu
Percayalah hanya diriku yang paling mengerti
Kegelisahan jiwamu kasih
Dan arti kata kecewamu
Kasih yakinlah
Hanya aku yang paling memahami
Besar artik kejujuran diri
Indah sanubarimu kasih.. Percayalah..