Cerita Ngentot CERITA DEWASA TERBARU KELAMIN KU DI GILIR
Aku seorang mahasiswi, umur aku 22 tahun dan kuliah di PTS Jakarta, aku asli dari Yogyakarta dan di Jakarta aku tinggal dengan kakaku yang 4 bulan lalu baru menikah jadi dia sedang hangat hangatnya bermesraan, mereka sering jalan keluar malam atau keluar kota untuk beberapa hari.
Perkenalkan namaku Sanita, wajahku cukup cantik tinggi badanku 168 cm bodyku sangat langsing dan tentunya padat apalagi toketku yang lumayan besar, biasanya jika kakakku dan suaminya keluar akulah yang sering menjaga rumahnya, cerita ini berawal dari saat malam itu teman teman kampusku bermain kerumah untuk menonton film bersama.
Setelah sekitar jam 9 malam, kebanyakkan dari teman saya pulang dan tinggallah 2 teman laki-laki saya, Antonio dan Soni. Mereka berpikir untuk menemani saya, karena tidak baik pikir mereka meninggalkan seorang gadis di rumah sendirian di waktu kakak saya ‘Berbulan madu’ dengan suaminya.
Kami bertiga nonton video yang kami sewa sampai akhirnya kami merasa mengantuk. Jam sudah menunjukkan pukul 02:00 dini hari dan kebetulan besok adalah hari Minggu, jadi kami tidak perlu khawatir untuk pergi kuliah.
Rumah kakak saya mempunyai 3 kamar, satu untuk kakak saya dan suaminya, satu untuk saya dan satu lagi adalah kamar tamu (Pembantu pada sore hari sekitar pukul 18:00 pulang kembali ke rumahnya yang terletak di kampung yang dekat dengan perumahan kakak saya).
Akhirnya kami bertiga memutuskan untuk tidur. Saya tidur di kamar saya sendiri, Soni tidur di sofa di depan TV dan Antonio tidur di kamar untuk tamu. Saya tutup pintu kamar saya setelah pergi ke kamar mandi untuk sikat gigi, buang air kecil dan mencuci kaki dan muka (Kebiasaan saya sebelum tidur).
Kemudian kebiasaan saya yang lain dalam hal tidur ini adalah saya menanggalkan semua pakaian saya kecuali celana dalam saya, lalu saya menutupi tubuh saya hanya dengan selimut tebal. Saya nyalakan lampu kecil di sudut ruangan kamar saya dan mematikan lampu kamar saya.
Saya tertidur seketika itu juga karena rasa lelah saya. Tidak lama kemudian saya merasa ada seseorang yang masuk kamar saya dan menyalakan lampu dengan tiba-tiba. Saya melihat Antonio di pintu dengan mata yang terbelalak.
Saya yang sempat belum sadar atas keadaan tubuh saya yang telanjang, tiba-tiba langsung terpekik dan spontan menutupi ketelanjangan dada saya.
“Ookkhh! Aduhh.. Aduhh.. Kok ngga ketok-ketok dulu sih! Gila lo Nton.. Aduh..” Kata saya dengan keadaan yang bingung dan sangat malu.
“Hah! Astaga! Sorry banget ya! Aduh sorry banget! Gue cuman mau nanya dimana kamar mandi.. Gue kebelet banget nih!” Antonio dengan sedikit gagap menutup pintu kamar saya.
Tapi sebelum pintu benar-benar tertutup tiba-tiba Soni datang ke kamar mencegah Antonio untuk menutup pintu kamar dengan alasan ingin melihat apa yang terjadi.
“Gila.. Seksi banget lo, ya” Tiba-tiba Soni menyeletuk dan berjalan cepat menuju saya.
Saya bisa melihat di sorot matanya nafsu yang entah datang darimana,
“Nton! Buruan ke sini! Cepet!” Teriak Soni lagi kepada Antonio.
Otomatis Antonio datang ke arah saya dengan sorot mata yang kesetanan juga.
“Oi.. Apa-apaan ini! Lepasin gue! Lepasiinn!” Teriak saya sekuat tenaga, dan tiba-tiba Soni berteriak kepada saya sambil membungkam mulut saya,
“Diem lo say! Gila.. Siapa suruh lo nunjukkin tubuh lo ke kita-kita! Seksi banget lo say! Sorry nih gue mau nyoba dikit badan lo.. Bolehkan say?!”
Mereka berdua tertawa kecil seraya membuka selimut saya. Dengan cepat Soni menggenggam kedua pergelangan tangan saya dengan erat lalu melumat bibir saya habis-habisan. Saya sempat tidak bisa bernafas karenanya dan terus berusaha memberontak.
Entah darimana datangnya tiba-tiba saya merasakan sesuatu yang lain ketika Antonio membuka kedua kaki saya dan menggesek-gesekkan jarinya di luar celana dalam saya yang berwarna merah muda. Saya kemudian mulai menikmati keadaan saat itu dan mulai berhenti meronta.
Setelah Soni puas mencium bibir saya, dia bangun dan langsung menanggalkan semua pakaiannya. Begitu juga dengan Antonio, mereka berdua dalam keadaan telanjang bulat dalam beberapa menit.
Saya sangat terangsang melihat tubuh mereka yang sangat bagus, tidak atletis tapi melihat tubuh mereka yang cukup tinggi dan berisi membuat saya kagum.
Di bagian tengah tubuh mereka saya melihat kontol mereka yang sudah sangat menegang dan ini membuat jantung saya berdetak dengan kencang karena ini pertama kali saya melihat kontol laki-laki dan sangat besar untuk saya.
Ukurannya sekitar 19 cm (rata-rata) dan kontol Antonio lah yang paling besar, karena badannya yang sangat tegap dan agak sedikit berbidang. Terus terang saya menaruh perasaan suka padanya sejak melihatnya pertama kali di kampus.
Antonio mendekati saya dan langsung memeluk tubuh saya dengan mesra. Kami berpagutan sampai saya merasakan kenikmatan yang luar biasa saat Antonio menyentuhkan jarinya dengan klitoris meqi saya yang masih terbungkus celana dalam.
“Aahh.. Nton.. Gue sayang sama lo.. Sayang banget..” Tanpa tersadar saya berkata itu.
Saya tidak tahu lagi bagaimana cara menyampaikan perasaan saya padanya.
“Gue juga sayang sama lo dari dulu.. Make love sama gue ya San..” Kata Antonio yang membuat saya terkejut.
Antonio kemudian mulai menuruni tubuh saya dan beralih ke toket saya yang berukuran 34B.
“Aahh.. Ntonn.. Aahh.. Enak banget.. Aahh.. Aa.. Aduhh.. Pelan Nton..” Kataku saat merasakan kenikmatan atas kuluman Antonio di puting dan sekitar toketku.
Sesaat itu juga Soni kemudian berlutut di atas muka saya dan mengarahkan kontolnya ke mulut saya. Perlahan-lahan dia memasukkan kontolnya ke mulut saya dan dengan segera saya mengulum kontolnya.
Soni segera mendesis keenakan,
“Aahh.. Aakkhh.. Anjir enak banget Say.. Isepin dong Say.. Aakkhh.. Hh..” Sambil menarik keluar masuk kontolnya di mulut saya.
Saya merasakan cairan asin keluar sedikit demi sedikit dari ujung kontolnya dan ini membuat saya merasakan sedikit aneh sekaligus nikmat.
Antonio sendiri menambah kenikmatan saat itu dengan menjilati bibir meqi dan klitoris saya dengan sangat lahap. Antonio kelihatan sangat seksi dengan posisi dan wajah itu.
“Aaakkhh! Nton.. Lo apain memek gue.. Aahh terusin Nton.. Aahh.. Aahh!” Saya merasakan tubuh saya menegang dan kaki saya kaku, meqi saya terasa hangat yang menandakan saya sudah mencapai orgasme untuk yang pertama kali.
Antonio segera menjilati dan menelan habis cairan yang keluar dari meqi saya. Sementara itu Soni meneruskan memasukkan batang kemaluannya ke dalam mulut saya sampai akhirnya saya merasakan kontolnya panas dan mengeluarkan semburan sperma yang cukup banyak.
Sekitar tiga semburan sperma ke mulut saya dan mau tidak mau saya menelan spermanya habis.
“Aaakkhh! Hhh.. Hh.. Enak banget Say.. Thanks! Lo lanjutin aja sama Antonio” Terlihat Soni mengedipkan mata yang nakal kepada Antonio. Antonio hanya tersenyum lalu melanjutkan permainan kami berdua.
Antonio kemudian memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang meqi saya secara perlahan-lahan lalu keluar masuk ke lubang saya berulang sampai tubuh saya menggelinjang.
“Nton.. Pelan-pelan ya Nton.. Ini pertama kali, gue masih perawan” Kataku kepada Antonio untuk berhati-hati.
“Iya, San.. Trust me” Katanya seraya memasukkan jarinya ke dalam lubang meqi saya.
Ia kemudian mengeluarkan kembali jarinya dan memegang kontolnya yang sudah mengeras sejak tadi.
Ia lalu menggesek-gesekkan ujung kontolnya ke permukaan meqiku dan ini membuatku semakin penasaran terhadap ‘barang’-nya itu.
“Ohh Nton.. Dimasukkin nikmat ya Nton.. Cobain dong Nton.. Oohh.. Ohh..” Kataku sambil memejamkan mata dan berpegangan pada kedua lengannya karena mencoba menahan rasa birahi dan penasaran yang bertubi-tubi.
“OK.. Tahan sakitnya ya Sayang” Katanya sambil mengecup bibirku, lalu mengambil posisi untuk memasukkan kontolnya ke dalam meqiku.
Antonio dengan tangannya yang kuat mengangkat kedua kakiku ke atas dan membukanya sehingga lubang meqiku membuka dengan sempurna.
“Punya kamu kecil.. Jadi bakalan agak sakit.. Tahan ya!” Katanya lagi sambil menusuk pelan-pelan kontolnya ke dalam lubang meqiku.
“Ookkhh! Oouucchh! Ookkhh.. Sakiitt.. Sakit Ntonnn! Jangan dimasukin! Aakkhh..” Aku berteriak kesakitan karena memang kontolnya yang sangat besar itu sangat mustahil untuk masuk ke liang senggamaku yang masih sangat sempit.
Tapi tanpa memperdulikan teriakanku, dia malah makin mengganas bahkan mungkin teriakanku itu membuatnya makin terangsang dan menjadi kesetanan. Ditusuknya berkali-kali sampai akhirnya hanya ujung kontolnya yang masuk setelah 5 menit berlalu.
Tubuh kami berkeringat, terutama saya yang menahan sakit dan berpegangan kuat kepada ujung bantal. Saya sudah mulai menangis kesakitan dan Antonio memeluk saya sambil menciumi saya untuk menenangkan diri saya.
Sewaktu rasa sakit sudah berkurang karena ciuman bibir kami berdua, dia mulai mendorong pelan-pelan supaya kontolnya dapat masuk ke dalam meqi saya.
“Ookhh oohh.. Sempit banget Say.. Ahh.. Aahh” Bless! Akhirnya dengan beberapa kali sentakan yang sangat kuat dan penuh rasa sakit, kontolnya mampu masuk semuanya ke dalam meqi saya.
Setelah kami berdua mampu mengatasi keadaan, Antonio mulai memeluk tubuh saya dan menggenjot kontolnya keluar-masuk meqi saya. Kenikmatan yang begitu luar biasa yang belum pernah saya rasakan selama masturbasi membuat saya mendesah keenakan.
“Ooohh.. Ohh.. Oohh.. Oohh.. Eemmpphh.. Nikmat.. Ntonn.. Gue sayang.. Lo.. Bangett.. Ahh.. Ahh..”
“Memek Sanita nikmat banget! Oookkhh! Oookkhh..”
Saya sempat orgasme beberapa kali yang menghasilkan banyak kontraksi di lubang senggama saya (Yang memancing kenikmatan bagi Antonio) sebelum akhirnya Antonio mencapai puncaknya.
“Gue nyampe San.. Aahh.. Hhh.. Aakkhh!”
“Creett.. Creett..”
Entah berapa kali Antonio menyemburkan air maninya dan jatuh lemas di atas tubuh saya. Kami berpelukan sangat erat dan berciuman sampai akhirnya kami tertidur berdua dalam keadaan sangat basah karena keringat. Keesokan paginya kami madi berdua dan bermain lagi sampai puas sampai akhirnya saatnya Antonio untuk pulang ke rumahnya.
Sampai sekarang Antonio dan saya berpacaran dan masih melakukan hubungan seksual. Kadang kami berempat (Saya, Antonio, Soni dan pacarnya) bermain bersama